Solo memang dikenal sebagai kota penghasil batik terbesar di
Indonesia. Salah satu lokasi penghasil batik di kota Solo adalah di Kampung
batik laweyan. Kampung ini selain terkenal sebagai tempat pengrajin batik sekaligus
juga merupakan tempat pemasaran dengan deretan toko di depan rumah pengusaha
batiknya. Rumah di kampung ini besar-besar dengan tembok yang tinggi dan
jalan-jalannya dapat dilalui mobil. Saya berkesempatan mengunjungi kampung
batik laweyan pada tanggal 4 Desember 2012 lalu.
Kampung batik laweyan terletak di jalan dr. Radjiman yang
berada di sebelah selatan kota Solo. Cukup mudah untuk mencapai kampung batik
laweyan ini, yaitu dengan menaiki becak dari stasiun purwosari dengan tariff
hanya Rp.10,000 saja. Saya sendiri karena menginap di hotel Tiara Puspita yang
berada di pertigaan Baron dan di Jalan dr. Radjiman, maka saya hanya cukup
menaiki becak di depan hotel dengan tariff Rp.10,000.
Dari perjalanan saya ke Solo saya menyimpulkan bahwa sebenarnya
proses pembuatan sebuah batik yang saya ketahui ada 4 cara. Pertama adalah
batik tulis yang langsung dilukiskan pada sebuah kain dengan menggunakan
canting. Kedua adalah batik cap yang prosesnya dengan melakukan pengecapan pada
kain dengan sebuah alat berupa besi yang memiliki pola dan motif batik. Ketiga
adalah kombinasi pembuatan batik dengan cara tulis dan cap. Sedangkan yang
terakhir adalah batik cetak atau printing yang menggunakan mesin.
Jenis batik yang diproduksi oleh pengrajin di kampung
laweyan ini pun beragam, mulai dari batik dengan motif kontemporer sampai
dengan motif lawas. Untuk motif kontemporer biasanya menggunakan warna-warna
cerah tegas. Sedangkan batik lawasan lebih menggunakan warna-warna coklat
pudar. Lawasan sendiri berasal dari bahasa jawa yaitu ‘lawas’ yang artinya
lama, lebih tepatnya kain lama yang sudah tidak terpakai lagi. Kain ini akan di
daur ulang menjadi pakaian model tertentu atau tas dan aksesoris lain.
Ketika saya berkeliling di kampung laweyan, motif
kontemporer mendominasi jenis batik yang ada di kampung ini. Namun untuk motif
lawasan, saya hanya menemui satu pengrajin batik lawasan yang lokasinya berada
di sebelah selatan kampung ini. Nama pengrajinnya adalah Bapak Haji Cholil
Muchtar yang memproduksi dan menjual Batik Lawasan dan Perca Batik. Lokasinya
terletak di Jalan Tiga Negeri No. 10 (lama)/19(baru) Laweyan Solo. Memang
menurut informasi di Joglosemar, peminat batik lawasan sendiri menurun dan kini
hanya kolektor saja yang mencari batik ini.
Di tempat batik lawasan ini terdapat berbagai macam batik
dengan motif lawas. Tidak hanya motifnya saja yang lawas, namun kainnya pun
terlihat lawas bahkan usang. Menurut pemiliknya batik lawasan ini pada masa
lalu di ekspor ke berbagai Negara, namun sejak krisis ekonomi melanda maka
kegiatan ekspor pun menurun. Saya pun membeli sebuah pakaian batik lawasan
untuk dijadikan buah tangan untuk keluarga tercinta.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, sekecil apapun pesan anda akan memberikan kontribusi yang berarti untuk blog ini