Selepas menunaikan shalat magrib 1 Desember
2012, saya dan keluarga keluar dari penginapan dengan tujuan utama mencicipi
Kopi Joss yang telah ternama. Sebelumnya ketika di pesawat menuju Yogyakarta,
fahri salah seorang penumpang yang duduk di sebelah saya memberikan informasi
bahwa jika ingin mencicipi Kopi Joss dari arah malioboro ke arah utara
menyeberangi rel kereta menuju jalan mangkubumi. Disana ada banyak angkringan
dan kopi joss yang bisa di coba. Fahri sendiri berasal dari Muntilan, pernah
kuliah di Fisipol UGM dan saat ini bekerja di LIPI Jakarta.
Matahari baru saja terbenam, namun
keramaian malioboro baru dimulai. Semenjak kaki melangkah keluar dari kawasan
sosrowijayan terlihat kesibukan para pedagang dan wisatawan di jalan malioboro.
Saya menelusuri sisi sebelah kiri jalan malioboro atau sisi barat jalan
tersebut menuju ke arah utara. Berbagai macam pedagang sibuk menawarkan barang
dagangannya kepada para wisatawan. Jarak antara sosrowijayan dengan jalan
mangkubumi sekitar 500 meter dan saya menempuhnya dengan waktu sekitar 15 menit
saja. Setelah melewati rel kereta yang mengarah ke stasiun tugu akhirnya kami
tiba di jalan mangkubumi.
Setibanya di jalan mangkubumi, saya melihat
kondisi sekitar yang ternyata terdapat banyak penjaja angkringan dan kopi joss
di sekitar jalan tersebut, baik disisi kanan maupun di sisi kiri. Saya memilih
mendatangi angkringan kopi joss pak agus yang berada di sisi timur jalan
mangkubumi di depan sebuah pertigaan jalan yang di jalan masuk pertigaan
tersebut banyak juga penjaja angkringan. Angkringan kopi Joss Pak agus terlihat
lebih mentereng dengan spanduk terpasang di atasnya dan terlihat beberapa
pengunjung berada disana.
Angkringan Kopi Joss Pak Agus berukuran
sekitar 2x3 meter, di tempat tersebut terdapat 2 buah panggulan yang satu
berisi aneka gorengan di bagian bawahnya dan nasi kucing di bagian atasnya.
Disebelah panggulan tersebut tersedia berbagai jenis sate diantaranya sate
keong, sate ati ampela, sate usus, sate telur puyuh. Berseberangan dengan
panggulan 1 ada panggulan lain yang berisi perlengkapan untuk membuat minuman
seperti kopi joss. Namun para pengunjung dapat menikmati santapannya di sebuah
trotoar yang telah diberi tenda yang berada tepat di belakang angkringan ini.
Saya pun memesan satu nasi kucing dengan
tempe goreng ditambah satu sate keong dan tidak ketinggalan satu buah kopi
joss. Nasi kucing sendiri adalah nasi yang berukuran kecil mungkin seperempat
piring ditambah dengan sambal yang dicampur dengan ikan teri. Dinamakan nasi
kucing karena ukurannya yang kecil dan pas untuk kucing. Tak lama kopi joss
yang saya pesan hadir dan bara arang yang masih menyala mengapung di atas kopi
tersebut ditambah asap mengepul keluar dari mulut gelas membuat hangat suasana
malam itu.
Ketika mencicipi kopi Joss, rasanya seperti
kopi tubruk biasa tetapi terdapat tambahan aroma arang hitam ketika
menghirupnya. Rasanya sungguh nikmat menyeruput segelas kopi joss hangat di
cuaca malam Yogyakarta yang cukup dingin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, sekecil apapun pesan anda akan memberikan kontribusi yang berarti untuk blog ini