Suasana khas petualang begitu terasa ketika saya tiba di
Kedai Kopi Mata Angin. Sebuah Garasi disamping rumah tua yang disulap menjadi
sebuah kafe sederhana. Dengan meja kecil dan kursi kayu khas alam dengan
dinding berhiaskan foto-foto petualangan alam.
Rupanya saya tiba terlalu pagi di acara Seminar Travel
Writing pada tanggal 27 April 2013 yang diadakan di tempat ini. Ketika saya masuk seorang wanita muda
menyapa saya “Peserta seminar ya?” tanyanya ramah. “Silahkan ditunggu sebentar
ya”seraya mempersilahkan. Belakangan baru saya tahu ternyata beliau salah satu
pemilik kedai ini yang bernama Teh Uta.
Kedai ini didirikan tahun 2010 yang semula bertempat di
jalan bengawan dan baru pada tahun 2013 ini pindah ke jalan laswi no 19 A Bandung.
Kedai ini didirikan oleh 3 orang yaitu teh uta, teh emma dan mas awang.
Dinamakan mata angin karena ada sebuah sumbu yang tetap dan yang lainnya
mengarah ke berbagai arah.
Pemilik kedai mendirikan kedai ini karena menginginkan
sebuah tempat untuk berkumpulnya beragam komunitas yang positif. “selama ini
belum pernah ada tempat kumpul untuk beragam komunitas di bandung seperti kedai
ini”. Ujar teh uta.
Sebelum memasuki bagian dalam kedai, diatas sebuah dinding
dipasang sebuah papan tulis berisikan beragam menu yang ada di kedai ini. Kedai
kopi mata angin menyediakan menu yang beragam, mulai dari nasi goreng,
spaghetti, pisang goreng, pancake, kopi hingga capucinno.
Dari segi kualitas, menu yang ada di kedai ini tidak
main-main, bahkan pemiliknya sendiri yang meraciknya. “Kami mendatangkan
kopi-kopi pilihan sehingga kualitasnya terjaga, bahkan pengunjung disini dapat
mengetahui perbedaan kopi arabika dan robusta” ujar the uta.
Sebuah papan seperti papan pengumuman beragam acara dipasang
di sebuah dinding dan tepat disebelahnya terdapat travel wish list, disinilah
para pengunjung menuliskan harapannya untuk berkunjung ke sebuah tempat yang
diimpikannya.
Dari papan pengumuman itu pula saya mengetahui bahwa di
tempat ini tidak hanya para petualang saja yang berkumpul, namun juga komunitas
lainnya. “Disini adalah tempat untuk berkumpulnya beragam komunitas” ujar teh
uta.
Mudah saja untuk mencapai kedai ini, saya menaiki taksi dari
Bandung Trade Center sekitar 20 menit dengan tarif Rp.22,000.00. Taksi mengarah
ke soerapati lalu ke arah selatan menuju jalan riau dan laswi, sekitar 100
meter sebelum perlintasan kereta disitulah kedai ini berada.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, sekecil apapun pesan anda akan memberikan kontribusi yang berarti untuk blog ini