Akhirnya ketemu!
Kata itulah yang pertama kali terucap ketika menemukan objek yang saya
cari, mercusuar anyer. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mencapai
lokasi ini, saya pernah melewatinya ketika ke pantai anyer beberapa
waktu lalu, hanya saja saya sedikit lupa. Setelah sempat bertanya dengan
warga sekitar barulah saya mengetahui lokasi yang akan saya tuju.
Sekitar satu jam perjalanan yang saya tempuh dari rumah yang berlokasi
di perbatasan antara kabupaten serang dan cilegon untuk mencapai
mercusuar ini.
Rasa lelah pun belum beranjak dari tubuh ini tapi pemandangan laut yang
menakjubkan membuat bersemangat untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi
mengenai mercusuar anyer. Tak jauh dari bibir pantai, para pekerja
sedang mengerjakan pembuatan dermaga baru, pagi itu angin berhembus
tidak terlalu kencang, membuat suasana pagi begitu menyenangkan. Setelah
memarkirkan sepeda motor, terlihat beberapa orang remaja baru saja
turun dari atas mercusuar.
Saya pun beranjak menuju pintu masuk mercusuar, namun sesampainya di
pintu masuk, sang penjaga mercusuar tidak mengizinkan anak saya yang
berusia satu tahun ikut masuk. Penjaga tersebut beralasan mengenai
keamanan, namun alasan lain karena ternyata di mercusuar ini memiliki
“penghuni lain” yaitu wanita bule (saya pikir mungkin keturunan
belanda), yang mungkin saja akan mengganggu perjalanan menuju puncak
mercusuar. Klo begitu hanya saya sendiri yang bisa naik ke atas,
sedangkan istri dan anak menunggu di bawah. Pada awalnya saya berfikir
untuk menunggu pengunjung yang lain untuk naik ke atas, namun setelah
saya pikirkan kembali maka saya memberanikan diri untuk naik ke puncak
mercusuar seorang diri dan tak berharap bertemu dengan wanita bule itu.
Mercusuar itu terbuat dari susunan ratusan plat baja dengan ketebalan
3 cm mungkin dengan berat ribuan ton, berbentuk persegi dua belas dengan
ketinggian sekitar 60 meter. Namun dari kejauhan mercusuar tersebut
tampak seperti tabung raksasa yang semakin mengecil sampai dengan
puncaknya dan dipuncaknya terdapat lampu suar. Dengan diameter awal 10
meter dan diameter akhir 6 meter.
Mercusuar ini terdiri dari 17 lantai dan jika ditambah dengan ruangan
lampu suar berjumlah 18 lantai. Di setiap lantai pada bagian tengahnya
terdapat penyangga lantai diatasnya yang berbentuk tabung dengan
diameter yang lebih kecil dari bagian luar mercusuar. Jika tadi saya
sempat menginformasikan bahwa mercusuar ini seperti tabung raksasa yang
semakin mengecil sampai dengan puncaknya begitupun bagian tengah dari
setiap lantai mercusuar,sebuah rongga berbentuk tabung yang semakin ke
atas semakin kecil diameternya. Di setiap lantai terdapat 2 buah jendela
selain untuk sirkulasi udara, juga untuk pencahayaan sehingga pada pagi
hari mercusuar ini bisa dinaiki tanpa perlu bantuan cahaya lain.
Setelah memasuki pintu mercusuar tampaklah tangga di sebelah kirinya,
tangga tersebut terhubung ke dinding mercusuar yang berbentuk diagonal
melingkar menuju lantai selanjutnya. Tangga ini cukup aman, selain kokoh
juga dilengkapi dengan pegangan disebelah kanannya. Setelah mencapai
lantai selanjutnya, anda akan disambut lagi dengan tangga menuju lantai
berikutnya. Begitulah seterusnya sampai dengan mencapai puncak, tangga
tersebut seperti ular yang melingkari sisi bagian dalam dari mercusuar.
Ketika menaiki tangga demi tangga menuju puncak mercusuar, tidak perlu
khawatir terjatuh karena di setiap lantainya terhampar pelat baja yang
kokoh dan hanya terdapat lubang untuk tangga saja.
Setelah bersusah payah menaiki tangga demi tangga dan lantai demi lantai
dan membuat kejang otot otot paha dan kaki, akhirnya saya pun tiba di
puncaknya. Pemandangan laut yang memesona terhampar di hadapan mata,
garis pantai yang memanjang, barisan hotel dan resort, perahu nelayan
yang sedang melaut, deretan perahu motor berbaris di dermaga yang kecil,
gradasi warna biru laut yang menandakan perbedaan kedalaman lautan pun
terlihat dari sini. Pemandangan yang tak kalah menakjubkan pun berada di
belakang mercusuar ini, bukit-bukit berderet-deret seakan melambai
kepada saya, belum lagi disisi kanan dan kiri mercusuar terdapat barisan
pohon kelapa dibelah oleh jalan raya yang berkelok-kelok. Sungguh
pemandangan yang sangat indah.
Adapun menurut sejarahnya mercusuar anyer yang ada sekarang ini di
bangun pada tahun 1885 pada masa Raja Willem III, merupakan pengganti
dari mercusuar lama yang hancur dihantam tsunami ataupun material
vulkanik ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Lokasi bekas
mercusuar lama sendiri berada tepat 50 meter didepan mercusuar yang ada
saat ini, mercusuar lama sendiri hanya menyisakan bagian lantai
terbawahnya. Mercusuar yang ada saat ini dibangun menjorok ke daratan
100 meter untuk menghindari abrasi dan korosi yang disebabkan oleh ombak
lautan. Lokasi mercusuar ini merupakan titik nol pembuatan jalan raya
anyer panarukan yang dibuat pada masa Gubernur Jenderal Deandels, yang
pada masa pembuatannya dikenal dengan kerja paksa atau rodi.
Saat ini mercusuar ini masih berfungsi dengan baik untuk membantu
pelayaran baik pada masa itu dan juga saat ini. Saat ini pengelolaan
mercusuar ini berada di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Kementerian Perhubungan.
Dengan nilai sejarah yang tinggi serta pemandangan alam yang dapat
dilihat dari puncaknya, mercusuar ini memiliki nilai jual untuk
dijadikan objek wisata. Hanya saja perlu diberikan fasilitas lain di
sekitar lokasi yaitu berupa unsur sekunder dan kondisional dari
pariwisata seperti restaurant, pusat perbelanjaan, sarana dan prasarana
transportasi, ATM, Kantor Pos, Bank, kantor polisi dan pusat informasi
pariwisata. Fasilitas tersebut dibuat agar para pengunjung dapat dengan
nyaman mengunjungi mercusuar anyer ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, sekecil apapun pesan anda akan memberikan kontribusi yang berarti untuk blog ini