Banten
lama merupakan surga bagi para pecinta sejarah, karena di tempat ini ditemukan
beberapa peninggalan masa lalu yang sampai dengan saat ini masih bisa
dinikmati. Sebut saja, Mesjid Agung Banten Lama, Sisa reruntuhan Keraton
Surosowan dan Keraton Kaibon, Pelabuhan Karangantu, Mesjid Pecinan Tinggi,
Benteng Spielwijk, Wihara Avalokitesvara, dan Tasik Ardi.
Hari
Minggu, 15 Juli 2012 cuaca cerah pagi itu dan saya berencana untuk mengunjungi
Banten Lama. Dengan bersepeda motor, saya pun meluncur kesana, di sepanjang
jalan saya melewati pasar lama serang, sesekali jajaran pohon beringin di sisi
kiri dan kanan jalan, pemukiman, makam-makam para petinggi kerajaan islam banten
lama dan tak terasa sebuah gapura menyambut kedatangan saya di Banten Lama. Tak
jauh dari gapura tersebut, menara mesjid Banten Lama yang berdiri memesona pun
terlihat.
Saya
tiba sekitar pukul 10 pagi, ketika itu sudah banyak para pengunjung yang datang.
Mereka datang dengan menggunakan bus, mobil pribadi, kendaraan umum dan sepeda
motor seperti saya. Sayangnya jalan ketika memasuki situs Banten Lama, kondisi
permukaan jalan tidak begitu mulus, sehingga motor saya pun dibuat
bergoyang-goyang dan harus hati-hati karena kepadatan jalan pagi itu.
Setelah
memarkirkan sepeda motor, saya pun beranjak menuju Mesjid Banten Lama. Saya
menyusuri sebuah koridor layaknya memasuki sebuah terowongan karena di
sisi-sisinya banyak para penjual yang menjajakan beragam hal dan bagian atasnya
ditutupi oleh terpal yang sambung menyambung sampai dengan gerbang mesjid
Banten Lama. Kala itu saya tidak sendirian, beberapa rombongan datang berada di
depan saya, rombongan lain berada di belakang saya, begitupun dengan arah
sebaliknya sehingga koridor menuju Mesjid Banten Lama terasa sangat sempit dan
sesekali kemacetan pun terjadi karena ada rombongan yang berbelanja.
Setelah
melewati koridor sudah ada petunjuk untuk para pengunjung yang ingin berziarah
dengan sebuah arah panah menunjukkan kepada para peziarah kemana harus
melangkah. Di dua titik saya melihat tempat penukaran uang logam receh bagi
para pengunjung yang ingin bersedekah kepada para pengemis di areal pemakaman. Sayup-sayup
suara lantunan doa terdengar dari sebuah pengeras suara di areal Mesjid.
Para
peziarah terlihat memadati pintu masuk untuk berziarah, sebagian peziarah yang
lain ada yang membeli berbagai jajanan makanan yang ada di halaman mesjid,
sebagian yang lain ada yang berfoto-foto di depan menara, sebagian lagi ada
yang bercengkerama dan ketika melongok ke puncak menara Mesjid, terlihat
beberapa orang sedang memandang para peziarah yang datang. Langit biru yang
cerah, awan cumulus menghiasi pemandangan di atas mesjid Banten lama menambah
mistis suasana pagi itu.
Rupanya
menjelang Ramadhan ini banyak para peziarah datang kesini dengan berbagai
tujuan, ada yang ingin mendoakan dan tidak jarang juga yang ingin mengambil
keberkahan dari ritual ziarah kubur. Sedangkan saya sendiri hanya ingin
berwisata, menikmati minggu pagi yang cerah di Banten lama.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan pesan disini, sekecil apapun pesan anda akan memberikan kontribusi yang berarti untuk blog ini